Rencana pembangunan jembatan Selat Sunda baru mau menuju tahap prastudi kelayakan. “Pemerintah sedang menyusun Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur bagaimana proses studi kelayanan ini nantinya akan dilakukan,” kata Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, Jumat (14/10).
Dalam studi kelayanan tersebut,
pemerintah ingin mendapatkan informasi tentang keadaan kedalaman laut
dan fakta lainnya terkait oseanografi. Direncanakan pembangunan jembatan
tersebut akan selesai dalam 10 tahun. “Lama, karena perlu kajian yang
cermat dan pendanaan maksimal dalam proyek ini,” katanya.
Jembatan ini nantinya tidak hanya
disiapkan untuk angkutan jalan, namun juga harus memenuhi kaidah
International Maritime Organization (IMO). “Karena fungsi Selat Sunda
sebagai alur laut harus terjaga,” katanya.
Nantinya menurut Bambang, akan ada
penataan ulang feri-feri yang beroperasi di Selat Sunda. Sejumlah feri
yang tadinya melayani penyeberangan Selat Sunda akan dipindah ke
daerah-daerah lain yang lebih membutuhkan.
Pengamat Ekonomi, Purbaya Yudi Sadewa
menyatakan, pembangunan jembatan Selat Sunda harus dilakukan. “Banyak
orang bilang jangan investasi di situ dulu karena kemahalan. Namun kita
harus membangunnya mengingat adanya tantangan ASEAN Conectivity,”
katanya. Bila pemerintah tidak memaksimalkan konektivitas wilayah
domestik, ditakutkan sejumlah daerah di Indonesia menjadi semakin dekat
dengan negara ASEAN lainnya ketimbang negaranya sendiri.
“Bisa dibayangkan bila Malaysia jadi
membuat jembatan yang menghubungkan Sumatera dan Malaka. Bisa-bisa
Sumatera jadi lebih dekat ke Malaysia,” katanya.
gambar untuk jembatan selat sunda(jss)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar